[Book Review] Tragedi Pedang Keadilan by Keigo Higashino

Review Tragedi Pedang Keadilan karya Keigo Higashino
Tragedi Pedang Keadilan
karya Keigo Higashino
978-602-06-7543-5
464 hlm.
Diterbitkan oleh GPU
Cetakan ke-2, Januari 2024
4/5🌟

Blurb

Sejak istrinya meninggal, Nagamine Shigeki hidup hanya berdua dengan putrinya, Ema. Suatu malam, Ema pergi menonton festival musim panas. Tetapi ia tidak pernah pulang sampai mayatnya ditemukan di sungai. 

Dalam hari-hari kelam menunggu proses penyelidikan kepolisian, Nagamine menerima telepon dari seseorang yang memberikan informasi tentang para pelaku dan lokasi pembunuhan Ema. Nagamine memutuskan menyusup ke apartemen yang disebut. Di sana ia menemukan kaset video berisi rekaman peristiwa pemerkosaan dan pembunuhan putrinya.

Semakin terpuruk dalam duka dan kini diselimuti amarah, ditambah keyakinan bahwa para pelaku hanya akan dijatuhi hukuman ringan karena masih di bawah umur, Nagamine memutuskan mengadili mereka dengan tangannya sendiri. Apakah Nagamine akan berhasil? Kepada siapakah hukum akan memihak? 

Review

Tragedi Pedang Keadilan—ini adalah buku dengan ending yang PALING ENGGA BISA AKU TERIMAAA 😭 

Hii! Aku kembali membawa ulasan novel Keigo Higashino (lagi). Seperti yang udah kutulis di unggahan sebelumnya, belakangan ini memang lagi baca karyanya Keigo-sensei

Jadi, jangan heran kalau yang diulas lagi-lagi buku Keigo Higashino. Bahkan saat menulis review ini aku sedang membaca Salvation of a Saint 🤣 sekalian spill next review buku apa 👀 

Sekilas isi buku, dan Trigger Warning!

First of all, I wanna tell you guys kalo buku ini banyak trigger warningnya dengan rating pembaca di atas 17 tahun. Isinya mencakup pemerkosaan, pembunuhan, tindak kejahatan remaja, perundungan, dengan narasi yang cukup eksplisit. Jadi, please banget temen-temen harus aware demi keamanan dan kenyamanan bersama ya! 

Baiklah, Tragedi Pedang Keadilan berkisah tentang misi balas dendam yang dilakukan Nagamine Shigeki atas kematian putri satu-satunya (Nagamine Ema) yang tewas dibunuh. 

Sambil menunggu hasil penyelidikan, tiba-tiba Nagamine mendapat telepon yang memberikan informasi tentang lokasi pembunuhan Ema dan siapa pelakunya. Nagamine pun mengikuti petunjuk itu dan apa yang dia temukan justru rekaman video yang memuat Ema diperkosa hingga tewas oleh dua orang remaja.

Terbakar amarah dan meyakini hukuman kepada pelaku yang masih di bawah umur tidak sepadan dengan nyawa putrinya yang telah direnggut, Nagamine pun menjalankan misi balas dendam untuk menghabisi mereka walaupun harus menjadi seorang pembunuh. 

Impresi Awal: Seru Sejak Awal, tanpa Basa-basi

Aku bingung harus bahas buku ini dari mana dulu :'D

Tragedi Pedang Keadilan membuka kisahnya dengan tragedi memilukan. Dari awal baca buku ini aku bahkan nggak bisa berhenti baca. Konfliknya juga cukup relate ya. Anak remaja nakal dan hukum yang tidak sebanding dengan perbuatan jahatnya.

Katanya hukum dibentuk untuk menegakan keadilan, tapi realita dan isi novel ini menampar kita dengan fakta:

DIMANA KEADILAN ITU?!!!!

Sebenarnya polisi itu apa? Pembela keadilan? Bukan. Tugas mereka hanya menangkap orang yang melanggar hukum. Tugas polisi bukan untuk melindungi masyarakat. Yang mereka lindungi adalah sistem hukum.

Baru kali ini aku sebagai pembaca mendukung aksi balas dendam Nagamine. Melakukan pembunuhan untuk menghukum/mengadili pelaku itu tidak dibenarkan, tapi hukum yang melindungi pelaku di bawah umur juga NGGAK ADIL BANGET! Apalagi kejahatan itu bukan cuma dilakukan 1-2 kali.  

Eksplor Semua Sudut Pandang Tokoh

Emosiku dikuras habis-habisan sepanjang baca novel ini. Apalagi Keigo menarasikan kisahnya bukan hanya dari POV Nagamine saja, tapi juga dari sudut pandang polisi, pelaku, orang tua pelaku, media, hingga pandangan masyarakat.

Hampir semua bikin kesal dan sakit hatiii.

  • Polisi yang harus tunduk terhadap hukum, sehingga mereka harus mencegah Nagamine membunuh pelaku.
  • Pelaku yang nggak tau diri dan nggak berani bertanggung jawab atas perbuatan jahat mereka.
  • Orang tua pelaku yang masihhh aja ngebelain bahwa anaknya adalah anak yang baik (cuma khilaf), padahal jelas-jelas anak mereka rusak.
  • Media yang seenaknya menjabarkan fakta demi keuntungan bisnis, tanpa memikirkan perasaan korban.

Benar-benar banyak istigfar banget baca Tragedi Pedang Keadilan ini T_T 

Fokus Ikutin Alur, Tanpa Banyak Berpikir

Alur ceritanya boleh dibilang cukup cepat, terutama di awal dan akhir. Sementara di tengah-tengah agak sedikit lebih lambat.

Di sini pembaca bisa ikutin alurnya tanpa harus menebak-nebak kayak buku Keigo lainnya karena isinya hanya pengejaran antara Nagamine, pelaku, dan kepolisian. Tapi tetep deh... bukan Keigo namanya kalau engga nyelipin sedikit twist di akhir.

Aku pengen banget tulis di sini, tapi enggak mau spoiler juga. Intinya, aku beneran kaget sama orang misterius 'kedua' yang membocorkan lokasi pelaku.

Lalu novel ini ditutup dengan... ARGHH! ENGGAK BANGET! Aku benci endingnya. Aku engga terima sama endingnya. Sangking kesalnya, rasanya pengen lempar buku ini wkwk.

Lalu, aku harus mengapresiasi hasil terjemahan novel ini bagus banget! Karena membaca sudut pandang Nagamine Shigeki yang memikirkan putrinya SUKSES bikin aku nangis! Hatiku seolah ikut hancur. Ayah mana yang tidak hancur melihat anak satu-satunya tewas dengan cara sekeji itu. 

Kesimpulan dan Akhir dari Tragedi

Sesuai judulnya: Tragedi Pedang Keadilan, di mana keadilan itu nggak adil, Keigo Higashino pun menutup cerita ini dengan ketidakadilan juga. Ini yang bikin aku marah!

Andai novel ini ditutup sesuai dengan ekspetasiku, aku pasti akan kasih nilai 10/5🌟. Tapi karena melenceng, dahlah 4/5🌟 aja.

Terlepas dari ending yang bikin emosi to the max, aku tetap mau rekomendasiin buku ini untuk dibaca. Cocok buat kamu yang suka dengan cerita kejar-kejaran / memburu orang gitu. Namun, sekali lagi tetap perhatikan trigger warning-nya ya.

Buat kamu yang membaca review ini sampai akhir dan udah selesai bacanya juga, boleh banget luapkan uneg-unegmu di kolom komentar. Kalau mau ngobrol langsung via instagram pun juga boleh banget! Jangan ragu mengetuk pintu DM ku yaaa.

Terima kasih sudah membaca! ^^

Post a Comment

0 Comments