Emang Boleh Sekecewa ini Nonton Drama China Dashing Youth?

Dashing Youth... Mengecewakan (buat saya) 😊

Apakah ada yang sependapat dengan saya tentang Drama China Dashing Youth? Di sini saya bukan membahas para aktornya ya, melainkan fokus pada plot cerita. Urusan aktor mah menurut saya sudah top markotop banget. Nggak perlu dikomentari. Para aktornya kelas atas.

Seharusnya dengan aktor yang bagus, harus didukung juga dong dengan jalan cerita yang menjanjikan. Ini malah sebaliknya. Apalagi Dashing Youth ini prekuel dari drama The Blood of Youth, yang otomatis membawa ekspetasi lebih dari penonton sebelumnya.

Sudah sebulan berlalu semenjak Dashing Youth tamat, tapi saya sama sekali belum menulis ulasannya. Sekarang malah lebih pilih nulis keluh-kesahnya dulu. Karena apa? Iya, malas banget. Saya nggak ada rasa menggebu-gebu untuk bilang dramanya BAGUS BANGET dan di bawah ini saya mau jabarkan uneg-uneg serta kekecewaan saya nonton Dashing Youth.

Buat kamu yang merasa Dashing Youth itu bagus banget dan nggak sependapat dengan saya, nggak apa-apa kok. Seperti kamu dan dia, mungkin kita memang tidak sejalan /eh. Selain itu, karena Dashing Youth dan The Blood of Youth masih satu universe, mau nggak mau saya akan membandingkan keduanya.

Ya, di tulisan kali ini saya jadi kaum mendang-mending. Kalau tulisan ini bikin kamu ikutan emosi karena tidak sependapat dengan saya, boleh meninggalkan halaman ini ya.

1. Rating Dashing Youth Lebih Rendah dari The Blood of Youth

Rating TBoY & DY

Baik, urutan pertama kita bahas dulu soal yang nggak penting-penting banget, tapi ngaruh. Di douban terlihat jelas rating kedua drama tersebut punya range yang cukup jomplang. The Blood of Youth bisa dapat rating 8.3, sementara Dashing Youth hanya dapat rating 6.0. Dari rating sendiri kelihatan jelas ya. 

Nah, untuk rating versi global, saya biasa lihat di My Drama List dan di sini tidak terlalu kelihatan perbedaan signifikan antara kedua drama tersebut. Dikarenakan The Blood of Youth dapat rating 8.9, sementara Dashing Youth mendapat rating 8.4. Meskipun tidak banyak jaraknya, tetap saja kalau kamu baca review di bawahnya, banyak juga ungkapan kekecewaan terhadap Dashing Youth. 

2. Apa Fokus Utama Cerita?

Nggak ada! Jujur, saya tidak menemukan fokus utama cerita yang KUAT di drama ini. 

Tentang Perjalanan Baili Dongjun untuk menjadi ahli bela diri nomor 1? Bukan. Dongjun berhasil menggapainya dengan mulus, bahkan tanpa kegagalan. Sementara di era Blood of Youth aja Lei Wujie harus gagal dulu dan dia belum jadi orang nomor satu.

Tentang mendapatkan cinta sejati? Nggak juga, karena di dalamnya nggak ada perjuangan yang bisa saya lihat. Coba bandingkan dengan Tian Yao dan Yan Hui dari drama Back From the Brink.

Tentang Dongjun yang menghentikan kejahatan sahabatnya (Ye Dingzhi)? Bisa jadi. Tapi itu pun cuma dua episode terakhir yang bikin episode 1 sampai 38 tidak begitu berarti apa-apa. Nah, coba bandingkan dengan Naruto yang butuh ratusan episode sampai Sasuke mau tobat dari jalan yang sesat, di ratusan episode itu ada perjuangan, pertarungan, ada kegagalan, ada kehilangan, dan sebagainya.

"Yah, nggak bisa disamain sama anime Naruto dong!"

Memang sih... tapi you got the point-lah kalau episode sebelum itu bisa digunakan dengan cerita yang lebih berbobot gitu. Kadang, tiap episodenya tuh bikin ngerasa, "Ini ceritanya mau dibawa kemana, sih?"

Dan intinya, poin utama cerita Dashing Youth ini ya cuma sekedar: Baili Dongjun yang hebat, bahkan tidak bisa menolong sahabatnya.

3. Dimana Krisis yang Dihadapi Tokoh Utama?

Kenapa hanya menonjol dalam hal mengejar cinta dan cari nama doang?! Harusnya tokoh utama tuh punya krisis dalam dirinya. Konflik internal dalam diri mereka sendiri. Entah krisis identitas, trauma masa lalu, atau apalah.

Kalau kita bandingkan dengan Xiao Se dari The Blood of Youth ya... lihat aja apa yang harus Xiao Se lalui. Kemampuan bela dirinya dilukai oleh orang misterius sampai nggak bisa bela diri, diincar untuk dibunuh, terusir dari istana, dan kasus pamannya alias Raja Langya dihukum mati secara tidak adil.

Nah, di Dashing Youth kenapa tokoh-tokoh pentingnya ngejar cinta semua? Udah kayak anak ABG yang baru merasakan gejolak cinta yang menggebu-gebu.

  • Dongjun ke YueYao
  • Ye Dingzhi ke Yi Wenjun, yang sebenernya ya Yi Wenjun lu tuh nggak pantas diperjuangkan /eh.
  • Sikong Changfeng ke cewek di rumah bordil (lupa namanya, maaf)
  • Bahkan sang guru (Nangong Chunshui) juga malah nikah sama wali kota Xueyue

Coba di The Blood of Youth, yailah bumbu romansanya cuma kayak nabur micin. Dikit aja. Dan justru saya lebih suka begini. Urusan cinta belakangan. Bahkan Xiao Se baru ungkapin perasaan sukanya di episode terakhir. Itu pun langsung di hadapan Kaisar buat minta restu nikah, nggak langsung ke Qianluo.

Nah, omong-omong Kota Xueyue, awalnya saya penasaran tuh... Kok bisa ya Dongjun sama Sikong Changfeng jadi wali kota Xueyue? Pencapaian apa yang bikin mereka berhasil jadi Wali Kota? Apakah ini salah satu sepak terjang kepopuleran mereka? Ternyata cuma semena-mena dilempar jabatan aja jadi pengurus kota. Yalord, ternyata no effort haha 😂

4. Banyak Action yang Tidak Perlu

Saya bertanya-tanya... ini Dashing Youth dramanya cuma jual adegan-adegan gelud dengan CGI Wah, dilengkapi visual aktor yang kece, kah? Asli loh, banyak adegan bertarung, tapi justru MC-nya aka Dongjun malah dikit. Mulai dari melawan pembuat pisau dan menakhlukan Aula Dingtian yang saya penasaran, eh malah di-skip.

Lawan penempa pisau tau-tau Dongjun udah luka-luka. Lawan penjaga Aula Dingtian lantai teratas pun tau-tau Dongjun dan Sikong Changfeng udah menang. Saya tau kalau karakter Dongjun dan Changfeng ini kuat sekali, tapi ya jangan tiba-tiba main diskip aja dong.

Jujur aja, pertarungan memorable yang bisa saya nikmati tuh cuma pas lawan Ye Dingzhi dan Zhuge Yun palsu. Sisanya, enggak :)

5. Kemilau Masa Muda dalam Mengejar Cinta, kah?

Sudah tau kan judul versi Indonesia dari drama Dashing Youth? Ya, Kemilau Masa Muda. Nah, ini maksudnya Kemilau Masa Muda dalam mengejar dan memperjuangkan cinta, kah? Duh, kalau nggak ada Xiao Ruofeng, kasihan deh :")

Kayak nggak ada tujuan lain aja selain mengejar dan memperjuangkan cinta, padahal tujuan hidup yang lain seharusnya bukan cuma itu. Kalau mau bandingin lagi dengan The Blood of Youth, jauh banget. Plot utama di TBOY lebih fokus. 

  • Fokus pada mengungkap pelaku yang melukai meridian Xiao Se
  • Fokus pada penyembuhan Xiao Se
  • Fokus untuk menguak kebenaran di balik tuduhan pemberontakan Raja Langya
  • Fokus pada membela kebenaran dan melindungi satu sama lain
  • Fokus pada menolong sahabat
  • Fokus tiap karakter seperti Lei Wujie ada dapat pengembangan karakter yang bagus/

Drama china tuh biasa tensinya udah mulai seru ketika memasuki episode 20 ke atas. Nyatanya, di Dashing Youth udah lewat setengah episode (25/40) alur masih kelihatan flat/datar banget. Berbading terbalik kalau kamu nonton The Blood of Youth yang di episode 20 an itu Xiao Se udah dalam masa kritis dan hampir meninggoy. Bikin emosi penonton banget pas lihat gimana khawatirnya para sahabat Xiao Se :")

*

Wah, lumayan panjang ya uneg-unegku 😔 Habisnya ya ekspetasi saya buat drama ini tuh besar. Apalagi aktornya ada Hou Minghao dan Bai Shu, yang emang lagi saya suka. Trus akting dan visual para karakternya juga cakep dan keren-keren.

Sayang sekali tidak didukung plot yang keren dan menggugah penonton. Oh ya, saya juga nggak ikutin versi novel atau donghua nya ya. Jadi, saya juga nggak tau apa ceritanya memang begitu. Intinya ini cuma keluh-kesah soal dramanya aja.

Buat kamu yang ingin berkeluh-kesah juga, boleh banget tulis pendapat kamu di kolom komentar yaa!

Terima kasih buat kamu yang baca sampai bawah! ^^

Post a Comment

2 Comments

Terima kasih atas kunjungannya dan sudah membaca. Jangan lupa meninggalkan komentar ya. Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan :)