[Book Review] A Gathering of Shadows by V.E. Schwab

Informasi Buku

Series: Shade of Magic
Judul: A Gathering of Shadows
Penulis: V.E. Schwab
No. ISBN: 9786020633633 (Digital)
Penerjemah: Angelic Zaizai
Editor: Nadya Andwiani
Desainer Sampul: Narendra Bintara Adi
Penerbit: GPU
Tanggal Terbit: Cetakan Pertama, Mei 2019
Jumlah Halaman: 648 hlm.
Kategori: YA, Fantasy
My Rated: 3.5/5🌟

Blurb

Empat bulan telah berlalu sejak Batu Bayangan jatuh ke tangan Kell. Empat bulan sejak jalan hidupnya bersilangan dengan Delilah Bard. Empat bulan sejak Rhy terluka serta si Kembar Dane tumbang, dan batu itu terlempar ke London Hitam bersama tubuh sekarat Holland.

Kell gelisah, ia didatangi mimpi-mimpi tentang berbagai peristiwa sihir menakutkan. Saat terjaga, ia memikirkan Lila, karena gadis itu menghilang begitu saja di dermaga.

Ketika London Merah bersiap untuk Pertandingan Elemen--Kompetisi sihir internasional untuk menghibur serta menjaga hubungan dengan negara-negara tetangga--ada kapal bajak laut mendekat, membawa teman-teman lama.

Namun, sementara London Merah tenggelam dalam ingar bingar dan keriuhan pertandingan, London lain hidup lagi, dan orang-orang yang dianggap hilang selamanya pun kembali. Bukankah bayangan yang hilang pada malam hari, muncul lagi pagi harinya? London Hitam kembali bangkit, dan untuk menjaga keseimbangan sihir, London lain harus jatuh.

Review


Bagi kamu yang belum selesai baca buku pertamanya, diharapkan meninggalkan halaman ini ya. Silakan kembali lagi jika kamu sudah menyelesaikan buku pertamanya.


Novel ini mengambil setting empat bulan setelah ending di buku pertamanya.

Sesuai keinginannya, Lila bergabung dengan bajak laut yang dikomandani oleh Alucard Emery, sedangkan Kell dan Rhy tetap tinggal di istana untuk mengurus Pertandingan Elemen sambil berbagi rasa sakit dan perasaan. Di samping itu pula, di London Hitam, di mana Holland yang tengah sekarat melihat sesuatu yang sedang mencoba bangkit.

Duh, kalau ingat Holland saya jadi prihatin. Lepas dari mulut buaya, malah masuk mulut singa.

Jujur aja, sayang sekali saya harus memberikan nilai 3.5🌟 untuk novel kedua dari serial Shade of Magic ini. Karena sebenarnya saya cukup kecewa dengan buku keduanya. Kalau bukan karena bonding dan interaksi Kell dan Rhy yang menarik dan bikin baper, mungkin novel ini bakal saya kasih nilai 2.

Sungguh sesuatu yang ganjil, menyadari kesakitanmu tertaut dengan orang lain, sehingga setiap kali kau terluka, dia merasakannya, dan tiap kali dia terluka, itu gara-gara dirimu.

Novel ini tuh beneran boring banget! 600 halaman lebih, tapi baru seru pas lewat 500 halaman. Apakah kamu bisa membayangkan gimana sakitnya mata saya karena bacanya pakai hape lewat Gramedia Digital?

Masih sama seperti buku pertamanya, V.E. Schwab menulis lewat berbagai sudut pandang. Dan sudut pandang Lila selalu sukses bikin saya ketiduran. Untung saja ada Kapten Alucard yang menambah bumbu sehingga saya nggak benar-benar ketiduran. Pokoknya paling enak baca lewat POV nya Kell atau Rhy deh.

Kau tahu tidak berapa kali dia hampir menghajarku habis-habisan karena sayang? Sedikit sekali hal-hal yang dipedulikan saudaraku, bahkan lebih sedikit lagi orang yang dipedulikannya.

Dari segi penulisan, saya cukup suka dengan gaya penulisnya yang detail, tapi tetap bikin baper. Sayangnya saya masih menemukan beberapa typo. Dan hal lain yang nggak kalah penting adalah... saya butuh kamus Bahasa Arnesh. Soalnya beneran banyak banget kata-kata asing yang baru.

Sampai di buku kedua ini, ternyata saya memang nggak cocok sama Lila. Apa ya? Nih, cewek beneran nyebelin banget. Saya nggak terlalu suka sama sifatnya yang implusif, maksa, suka-suka sendiri, nggak mikir konsekuensi, dan kesannya tuh 'nggak peduli apa kata orang, pokoknya nggak ada yang boleh mengghalangi gue.' Maaf ya, Lila.

OH! Di novel ini ada fakta mengejutkan soal Rhy Maresh. Ya ampun, saya shock banget! Nggak nyangka!

Overall, meskipun harus menghadapi kebosanan sepanjang jalan kenangan, tapi saya puas dengan 100 halaman terakhir yang atmosfernya tiba-tiba jadi menegangkan. Gemes banget pokoknya! Saya nggak mau spoiler. Yang pasti, kamu sudah harus punya buku ketiganya jika ingin menuntaskan novel ini. Karena endingnya gantung pake banget.

Aku tidak bisa terus-terusan menebus kesalahan. Aku memberinya hidupku, tapi Paduka tidak bisa memerintahku berhenti hidup.

This book is good, but not good enough. Saya rasa, nilai 3.5 itu udah nilai tinggi yang bisa saya kasih. Pokoknya next sajalah ke buku ketiganya.

Semoga saja rasa kecewa saya di buku kedua ini terbayarkan di buku ketiga.

Post a Comment

0 Comments