Informasi Buku
Judul: A Darker Shade of MagicPenulis: V. E. Schwab
No. ISBN: 9786020623313
Penerjemah: Angelic Zaizai
Editor: Mery Riansyah
Desainer Sampul: Narendra Bintara Adi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Tanggal Terbit: Cetakan Pertama, Mei 2019
Jumlah Halaman: 488 hlm.
Kategori: Fantasy
My Rated: 4.2/5🌟
Blurb
Selamat datang di dunia Kell,
tempat kota London memiliki banyak warna:
London Kelabu, kotor dan membosankan.
London Merah, tempat kehidupan makmur dan sihir.
London Putih, kota yang perlahan-lahan mati akibat pertarungan sihir.
London Hitam, tempat yang tidak pernah lagi dibicarakan.
Resminya, Kell adalah Pengelana Merah, salah satu penyihir terakhir yang dapat bepergian di antara dunia-dunia.
Tidak resminya, ia penyelundup, dan tidak sengaja menemukan benda terlarang dari London Hitam.
Saat kabur ke London Kelabu, Kell bertemu Delilah Bard, pencopet lihai. Gadis itu lalu memaksa Kell bertualang menantang bahaya ke dunia lain.
Namun, sihir mengerikan mengadang,
dan pengkhianatan mengintai di mana-mana.
Review
Sihir tidak menjadikan orang kuat, Rhy. Percayalah. Dan kau punya sesuatu yang lebih baik. Kau memiliki kasih sayang rakyat.
Ini pertama kalinya saya membaca buku karya V. E. Schwab. Penyebabnya karena teman-teman bookstagram banyak yang membaca buku ini. Saat membelinya pun saya dilema, antara beli ADSOM atau Vicious, lalu diputuskanlah untuk membeli ADSOM dulu.
ADSOM mengambil setting London, dan ada 4 London dari dunia yang berbeda di buku ini. Kell adalah anak angkat Raja dan Ratu Maresh. Dia tumbuh besar bersama Putra Mahkota bernama Rhy. Selain menjadi bagian dari kerajaan, dia adalah seorang Pengelana Merah--penyihir yang dapat bepergian di antara dunia-dunia London, istilah lainnya adalah Antari.
Setelah dia mengantarkan pesan Raja ke London Putih, yang berada di ambang kehancuran karena banyak pertempuran sihir, Kell dijebak seseorang. Dia tak sengaja mendapatkan benda terlarang dari London Hitam yang membuatnya dikejar.
Kell kabur ke London Kelabu dan bertemu seorang pencopet bernama Delilah Bard. Kell tahu benda terlarang ini harus dikembalikan ke tempat asalnya, London Hitam. Bersama Lila Bard, Kell melakukan perjalanan antar London.
Ah, sebenarnya saya bingung harus memulainya dari mana 😂
Oke, saya suka banget sama sihir Kell. Dia adalah seorang antari. Di mata orang, sosok antari itu istimewa. Itu karena mereka memiliki kemampuan sihir yang hebat dan spesial. Gregetnya, selain bisa menggerakan berbagai elemen, sihir antari adalah sihir darah.
Meskipun namanya dan pengunaannya cukup mengerikan, saya terpukau sama sihir ini. Di mana Kell harus melukai dirinya sendiri untuk memberikan perintah sihir.
Kekuatan inilah yang membuat pertempuran di ADSOM semakin menarik. Berdarah-darah. Ditambah benda London Hitam bukan benda biasa. Semakin serulah adegan pertempurannya.
Alurnya pun enak diikuti. Tanpa sadar saya telah menuntaskan buku ini! Meskipun endingnya tidak gantung (namun tetap meninggalkan beberapa pertanyaan), tapi saya greget karena belum punya buku keduanya.
Saya kurang suka dengan main character perempuannya (Delila Bard). Entah kenapa. Ada yang sama kayak saya? Sejak awal dia dipertemukan dengan Kell, saya udah nggak gitu suka Lila. Mungkin karena dia tipe perempuan yang suka seenaknya dengan pemikirannya sendiri. Dan memaksa Kell. Untunglah menjelang akhir saya nggak kesal-kesal banget.
Dibandingkan dengan hubungan Kell dan Lila, saya malah lebih suka relasi brothership antara Kell dan Rhy 😶 hampir membuat saya menangis 😭 ikatan mereka benar-benar melebihi saudara kandung. Saya suka banget kalo ada relasi brotherhood sekuat ini.
Raja dan Ratu mungkin bukan orangtuaku, tapi Rhy saudaraku. Aku rela mati demi dia. Aku rela membunuh demi dia. Dan aku sudah melakukannya.
Sayangnya interaksi Kell dan Rhy sedikit di sini. Berharap di buku kedua interaksi mereka lebih banyak 😁
Sensasi ketegangan membaca ADSOM naik-turun. Walaupun adegan lewat sudut pandang Lila kadang bikin bosan, tapi klimaks menjelang ending sangat seru! Saya kebut banget bacanya sangking mau liat akhirnya gimana.
Meskipun pertempuran akhirnya menegangkan, tapi saya kurang puas dengan tokoh antagonisnya. Penokohan mereka memang terlihat mengerikan dan kejam. Cukup oke, tapi karena tidak mendalami sisi terkelam si antagonis beserta kekejaman yang lain, jadi yah biasa saja. Tapi adegan pertempurannya tetap seru dan bikin gemas kok! >,<
I'd rather die on an adventure than live standing still
Sayangnya, di novel ini masih lumayan banyak ditemui typo. Entah ada kesalahan penulisan nama karakter, tanda baca, sampai kalimat tidak efektif. Semoga di buku kedua dan ketiga jauh lebih baik.
Oh ya, buku ini trilogi ya. Dan buku ketiganya akan terbit di Indonesia bulan Maret ini. Jadi, saya menunda beli buku kedua biar bisa beli bareng dengan buku keduanya 😀 Untuk kamu yang pernah baca novel ini, bagaimana menurutmu? Bisa tulis di kolom komentar ya :)
Terima kasih sudah membaca 💓
2 Comments
NAHKAN!!! Aku tahu aku bakal keracunan buku ini. Mana series lagi haha. Kyknya novel ini bakal kyk lunar lunar Chronicles deh. Mksdnya awalnya gak terlalu total karena ada di buku kedua dan ketiga
ReplyDeleteSemoga aja makin seru bukunya. Nahkan Mit, tanggung jawab. Novel ini jd masuk wishlist nih ��
Gapapa... Wishlistku di Goodreads aja udah tembus 100 haha. Tapi ini cuma trilogi kok. Dan aku juga udah penasaran dgn lanjutan ceritanya.
DeleteMakasih banget ya udah sering mampir ke blog ini ^^
Terima kasih atas kunjungannya dan sudah membaca. Jangan lupa meninggalkan komentar ya. Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan :)