Informasi Buku
Judul: Goodbye Days
Penulis: Jeff Zentner
No. ISBN: 978-602-6682-32-1
Penerjemah: Yudith Listiandri
Pemeriksa Bahasa: Brigida Ruri
Penyunting: Herliana Isdianti, Mery Riansyah
Penyelaras Aksara: Abduraafi Andrian
Ilustrasi Sampul: Herdiyani (animaji)
Penata Sampul: @teguhra
Penerbit: Spring
Tanggal Terbit: Cetakan Pertama, Desember 2018
Kategori: Young Adult
My Rated: 4.8/5🌟
Blurb
Sebelumnya, Carver memiliki segalanya; tiga sahabat, keluarga yang suportif, dan reputasi sebagai penulis berbakat di sekolahnya.
Hari berikutnya, gara-gara pesan singkat yang dia kirimkan, dia kehilangan ketiga sahabatnya dalam suatu tabrakan.
Sejak peristiwa itu, Carver tidak bisa berhenti menyalahkan diri, dan dia tidak sendirian. Saudari kembar salah satu sahabatnya membencinya. Ayah sahabatnya yang lain, yang seorang hakim, ingin menuntutnya.
Semua itu hanya karena satu pesan singkat.
Akankah dia berhasil menghadapi rasa kehilangannya? Bisakah dia memaafkan diri sendiri dan menghadapi keluarga-keluarga sahabatnya? Atau akankah dia dipenjara atas perbuatannya?
Review
Wah, lama nih saya nggak ngulas novel bergenre YA-Kontemporer dengan bumbu mental health. Tahun lalu saya sudah mengulas Hate List. Kali ini saya ingin mengulas novel Goodbye Days karya Jeff Zentner.
Goodbye Days bercerita tentang Carver Briggs yang harus kehilangan ketiga sahabatnya sekaligus; Blake Lloyd, Eli Bauer, dan Thurgood Marshall Mars Edward, dalam sebuah kecelakaan.
Nahasnya, kecelakaan itu terjadi bertepatan ketika Carver mengirim pesan kepada salah satu sahabatnya, Mars yang sedang mengemudikan mobil.
Pesannya cukup singkat.
Di mana kalian? Balas pesanku.
Setelah diselidiki, kecelakaan itu disebabkan oleh Mars yang tengah duduk di balik kemudi membalas pesan Carver. Sejak saat itulah Carver selalu beranggapan bahwa dia adalah penyebab tiga sahabatnya meninggal.
Baru baca bab satunya aja udah bikin sedih. Kehilangan tiga orang sahabat sekaligus menjadi pukulan terbesar untuk Carver. Apalagi setelah dia tahu bahwa penyebabnya gara-gara pesan yang dia kirim.
Tidak sampai sana saja, Carver harus menghadapi berbagai masalah lainnya. Orang-orang menganggapnya pembunuh, saudari kembar salah satu sahabatnya juga membencinya, ditambah ayah salah satu sahabatnya yang seorang hakim menuntut dirinya.
Belum cukup menyiksa Carver sampai di titik itu, Carver juga harus menghadapi tahun terakhirnya di SMA tanpa ketiga sahabat yang telah dikenalnya sejak kelas 8. Masalah bertumpuk inilah yang juga menyebabkan Carver terkena panic attack. Poor, Carver Briggs.
Haduh, rasanya hati ini ikut diremas-remas sepanjang membaca novel Goodbye Days.
Jujur aja, saya suka novel ini. Mulai dari awal sampai ending. Plotnya mengalir santai. Tidak terlalu cepat, juga tidak lambat. Saya enjoy mengikuti proses panjang nan berat yang harus Carver lalui dalam menghadapi rasa bersalah dan dukanya yang mendalam.
Novel ini diceritakan lewat sudut pandang pertama Carver. Jadi, sebagai pembaca saya ikut sedih bersama Carver. Ditambah lagi, permainan diksi dan majas Jeff Zentner dalam narasi novelnya BAGUS BANGET. Semakin bikin nyesek dan sedih. Keren banget pokoknya. Good job juga buat penerjemahnya yang udah nerjemahin seenak ini untuk dibaca.
Semua perasaan yang Carver rasakan nular banget ke pembaca!
Sepanjang cerita, beberapa kali dihadapkan dengan flashback Sauce Crew (nama gengnya Carver) yang masih hidup. Hal ini bikin pembaca makin sedih karena anggota Sauce Crew tuh asik semua.
Intinya, karakternya unik. Kalau aja saya bisa join ke gengnya mereka, rasanya saya nggak bakal bosan. Sepertinya saya juga bakal akur dengan Carver karena kami sama-sama suka menulis.
Selain tiga sahabat Carver, saya juga suka dengan tokoh-tokoh yang memberi Carver support. Mulai dari kedua orang tuanya, kakak perempuannya, dan psikiaternya. Orang tua Carver tuh ya, ortu idaman banget. Sedangkan kakak perempuannya yang bernama Georgia juga kakak idaman para adik. Rasanya bakal enak banget kalau punya kakak kayak Georgia.
Lalu adegan-adegan favorit saya terletak pada interaksi Carver dengan Dokter Mendez. Ya ampun, ini dokter santai banget, nggak menghakimi, empati, dan simpati. Ini salah satu quote dari Dokter Mendez yang saya suka.
Dan yang terpenting, saya suka sama penyelesaian novel ini. Karena itu, Goodbye Days saya kasih nilai 4,8/5🌟. Kalau novel ini dapat adaptasi film, kayaknya bakal oke nih.
Untuk kamu yang juga sudah membaca novel ini, bagaimana menurut kamu? Silakan tulis uneg-uneg kamu di kolom komentar ya.
0 Comments
Terima kasih atas kunjungannya dan sudah membaca. Jangan lupa meninggalkan komentar ya. Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan :)