Informasi Buku
Judul: Hate List
Penulis: Jennifer Brown
No. ISBN: 978-602-6682-01-7
Penerjemah: Yudith
Listiandri
Penyunting: Ayu Yudha
Penerbit: Spring
Tanggal Terbit: Cetakan
ke-1, September 2017
Jumlah Halaman: 378
Kategori: Young Adult
My Rated: 3.7/5🌟
My Rated: 3.7/5🌟
Blurb
Lima bulan yang lalu,
pacar Valerie yang bernama Nick melakukan penembakan di kafetaria sekolah. Pemuda
itu menembaki orang-orang yang namanya ada di dalam Daftar Kebencian yang
Valerie buat; sebuah daftar berisi nama-nama orang yang dia dan Nick benci.
Sekarang, setelah
liburan musim panas usai, Val dipaksa untuk menghadapi rasa bersalahnya ketika
dia harus kembali ke sekolah untuk menjalani tahun terakhirnya di SMA. Dihantui
oleh rasa sayangnya pada Nick dan Daftar Kebencian yang dia buat, bisakah Val
melanjutkan hidupnya di tengah penghakiman teman-teman sekelas dan sahabatnya?
Review
Novel ini berhasil saya
selesaikan dalam satu hari!
Dokumen Pribadi |
Hate List bercerita
tentang perjuangan seorang gadis SMA, Valerie Leftman menghadapi hari-harinya di sekolah setelah
insiden penembakan yang dilakukan oleh pacarnya, Nick Levil di kafetaria sekolah.
Tepat tanggal 2 Mei, Nick menembaki orang-orang yang namanya ada di dalam Daftar Kebencian yang Valerie
buat. Setelah menembak pacarnya (Valerie), Nick mengakhiri pembantaian itu
dengan menembak dirinya sendiri. Yup, bunuh diri.
Kadang-kadang aku lupa kau juga pahlawan hari itu. Yang kulihat hanya gadis yang menulis daftar orang-orang yang kematiannya dia inginkan. — hal. 275
Sungguh, menurut saya
ironis sekali pembukaan kisah Hate List ini.
Kabar baik, Valerie
selamat. Kabar buruk, banyak yang mengira Valerie adalah tersangka di balik
insiden Nick yang menembaki orang-orang. Setelah kejadian penembakan itu, Daftar Kebencian milik Valerie
juga turut terkuak. Akhirnya, teman-teman sekelas dan sahabat Valerie mulai
menjauhinya.
Bayangkan dirimu berada
di posisi Valerie. Bagaimana caramu bertahan hidup di tengah penghakiman semua
orang?
Hate List diceritakan
lewat sudut pandang Valerie sebagai orang pertama, pelaku utama. Jadi, pembaca ikut
merasakan berbagai gejolak emosi yang Valerie rasakan. Jujur saja, membaca Hate
List sebenarnya menyakitkan sekali, Teman-teman.
Valerie merasa tak
pantas hidup di atas kematian pacarnya dan orang-orang yang ditembak mati. Menjalani
masa sekolah di mana hampir semua orang menjauhinya itu sungguh sulit. Tidak hanya
masalah sekolah, Valerie juga punya masalah keluarga yang bisa dikatakan berat.
Hal yang saya sukai
dari Valerie Leftman adalah dia wanita yang tegar dan kuat. Ketika semua orang
menghakiminya, bahkan dijauhi sahabatnya sendiri, dia mampu menjalani
hari-harinya di sekolah. Meskipun keluarganya berantakan, Valerie juga mampu
bertahan dengan baik di rumah.
Untuk Nick Levil
sendiri, sebenarnya pacar Valerie ini cukup menarik. Jika ditanya apakah dia
mencintai Valerie, tentu saja Nick cinta pada Valerie. Nick dan Valerie diceritakan
memiliki kesamaan. Hidup Nick juga nggak bagus. Di sekolah juga jadi bahan
bulian teman-temannya. Pria yang hobi membaca karya William Shakespeare ini
punya masa lalu kelam. Namun, apa alasannya dia melakukan penembakan itu? Apa karena kebenciannya telah memuncak?
Saya juga suka dengan karakter
pendukung yang terus men-support
Valerie. Khususnya Dokter Hieler yang selalu memberikan tindakan terbaik untuk
mencegah Valerie agar.... tidak bunuh diri. Lalu, pendukung yang baik di keluarga
Valerie adalah adiknya sendiri, Frankie. Mungkin kalian akan suka tipe adik
baik hati dan pengertian seperti Frankie.
Mom bukan hanya bekerja untuk melindungi seluruh dunia dariku, dia juga melindungiku dari dunia. Di balik perjuangan akan selalu ada cinta mendasar itu, tempat yang aman untuk pulang. — hal. 360
Kemudian, apakah di
sekolah tidak ada yang mendukung Valerie?
Tentu saja ada.
Namun, menurut saya, kekurangan
Valerie adalah dia yang terlalu negative
thinking dan tidak pernah memikirkan perasaan orang lain yang memedulikannya.
Alur dalam kisah Hate
List ini juga maju-mundur. Di awal bab kita sudah disuguhkan adegan di mana insiden
penembakan telah terjadi. Namun, di bab berikutnya akan diceritakan tentang
kejadian penembakan itu. Bagaimana proses pemulihan Valerie juga diceritakan
dengan baik.
Hate List adalah novel mental illness pertama yang saya baca. Jadi,
membacanya turut membuat saya ikut depresi haha.
Pada akhirnya pesan
dari novel ini mengajarkan kita sesuatu yang baik 😊
Di mana kita tidak boleh lari dari segala masalah. Apa pun masalah kita, akan
selalu ada orang yang mendukung kita. Jangan tutup mata, hati dan merasa bahwa kalian
menderita sendirian. Di balik itu, akan ada sosok yang mendukung kalian. Kalian
hanya perlu melihat lebih luas.
Kemudian, sebagai
makhluk sosial, ada baiknya untuk saling berbuat kebaikan dan peduli satu sama
lain. Jangan memandang rendah orang lain, apalagi sampai menyakitinya. Kalian nggak
akan tahu apa yang terjadi selanjutnya. Bagaimana kalau orang yang kalian
sakiti akan membunuh kalian seperti yang Nick Levil lakukan? Wah, nggak mau,
kan?
Waktu tidak akan pernah habis. Seperti selalu ada waktu untuk kesedihan, akan selalu ada waktu untuk penyembuhan. — hal. 250
Overall,
aku suka kisah Hate List ini.
3,7/5🌟 untuk Hate
List.
Recommended
banget untuk kamu yang ingin mengetahui bagaimana Valerie mampu bertahan hidup.
Mau tahu bagaimana proses pemulihan Valerie? Cobalah mencicipi Hate List.
1 Comments
Halo mitaaaa ♥ aku baca Sinopsisnya disini loh 😁
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya ^^ Jangan lupa meninggalkan komentar setelah membaca, ya. Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan :)