[Review] KKN di Desa Penari

Halo, lama banget nggak isi blog ini karena saya sibuk garap skripsi dan ngurus bejibun masalah di Teyvat (baca: main Genshin Impact). Sebenarnya draft tulisan banyak, tapi karena keterbatasan waktu jadi begitulah /alasan.

Hari ini saya mau ulas film yang masih lumayan hangat di bioskop tanah air berjudul KKN di Desa Penari. Siapa yang tidak kenal dengan judul ini? Pasti sudah banyak yang tau karena kisahnya populer di twitter pada tahun 2019 lalu oleh user @simpleman. Setelah tulisan tersebut terbit jadi buku, tersiar kabar akan diangkat jadi film, akhirnya tahun ini kita bisa nonton versi filmnya setelah sempat ada penundaan.

Kamu sudah nonton? 😀

Baiklah, tidak pakai basa-basi cus langsung review mumpung masih anget di kepala karena baru nonton filmnya kemarin. Oh ya, karena saya juga baca versi threadnya jadi bisa membandingkan juga nih antara versi tulisan dengan filmnya.

Informasi

Judul: KKN di Desa Penari
Ditulis oleh: @SimpleMan
Sutradara: Awi Suryadi
Penulis naskah: Lele Laila, Gerald Mamahit
Produser: Manoj Punjabi
Produksi: MD Pictures, Pichouse Films
Tanggal rilis: 30 April 2022

Sinopsis

Berkisah sekelompok mahasiswa yang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di sebuah desa bernama Desa Penari. Namun, siapa sangka KKN yang mereka lakukan di desa tersebut memberikan pengalaman horor yang berujung tragedi?

Review

Jujur aja, sudah lama nggak nonton film horror di bioskop. Soalnya saya orangnya gampang kaget, tapi karena diajak bestie untuk nonton ini dan berhubung pernah baca versi thread twitternya, jadi kenapa engga? Ikut penasaran.

First Impression

Dikarenakan terlambat masuk studio, film sudah dimulai hingga sekelompok mahasiswa sedang diantarkan ke Desa Penari. Kelompok mahasiswa/i itu terdiri dari tiga laki-laki (Bima, Anton, dan Wahyu) dan tiga perempuan (Widya, Nur, dan Ayu).

Mirip seperti versi tulisannya, awal mula dari film ini sudah memberikan aura mistis di mana tokoh Widya sudah merasakan keanehan pada saat memasuki desa, seperti mendengar suara gamelan padahal saat itu langit masih terang. Jadi, horrornya bukan cuma dirasakan di malam hari, tapi juga di siang hari.

Saya juga suka dengan setting desanya yang benar-benar tampak di pelosok dan pengenalan tempat-tempat yang dilakukan oleh Pak Prabu. Ditambah dengan interaksi menggunakan bahasa Jawa-Indonesia, adanya sesajen, dan hal-hal lainnya yang membuat kekhasan film Indonesianya makin kental akan budaya leluhur yang masih ada dan dipercaya.

Plot

Secara keseluruhan filmnya hampir mirip dengan versi tulisan. Malah di versi tulisan, cerita dari sudut pandang Widya dan Nur dibuat terpisah, namun di filmnya, penonton bisa melihat dari dua sisi, antara Nur dan Widya. Apa yang dilihat dan dirasakan oleh Nur dan Widya.

Menurutku Anton dan Wahyu nggak terlalu disorot, tapi thanks to mereka yang mengundang gelak tawa. Khususnya si Wahyu. Ampun deh, mulutnya minta dilakban 😭 untuk Bima dan Ayu, gimana ya? Saya turut sedih karena kemalangan yang menimpa mereka, tapi kalau sudah terlanjur salah gimana?

Endingnya jelas, tidak menggantung, dan selesai. Selain itu, film ini juga kasih pembelajaran untuk penontonnya agar selalu berhati-hati dalam ucapan dan perbuatan, terutama di tempat-tempat tertentu. Soalnya kita tahu kan, bahwa bumi ini bukan hanya tempat manusia, hewan, dan tumbuhan, tapi ada sosok tak kasat mata juga yang berdampingan hidup bersama kita.

Film KKN di Desa Penari ini berhasil mengirimkan emosi kepada penontonnya di bagian akhir. Jujur aja, bagian akhirnya turut bikin perasaan saya campur aduk. Emosi tokoh-tokohnya seakan menular. Rasa takut, sedih, dan penuh penyesalan 😭

Karakter

No comment. Pemilihan aktor dan aktrisnya bagus banget sih. Yang jadi Bima ganteng, yang jadi Ayu juga cantik, plus yang jadi Badarawuhi pun cantik, namun berhasil ngasih kesan yang cukup menyeramkan. Akting juga oke. Thumbs up pokoknya 👍

Kesan Horror

Perlu digarisbawahi kalau saya bukan penggemar film horror karena mudah kaget. Boleh dibilang hantunya nggak bikin trauma kok, jadi kalau dari segi hantu saya biasa aja. Cuma suaranya itu loh, karena saya orangnya mudah kaget, jadi jumpscare di film ini cukup bikin kaget.

Malah ada satu adegan yang bikin saya refleks jerit sangking kagetnya. Jujur, saya malu karena refleks teriak kayak gitu. Malah satu studio rame banget. Serasa ingin menjatuhkan diri ke lubang aja.

Jadi, walaupun sebagian orang mungkin merasa film ini nggak seram, nggak bikin takut, atau B aja. Buat saya tetep ngagetin dan dapet sensasi menegangkannya.

Versi Cut atau Uncut?

Pasti sudah banyak yang tau kalau KKN di Desa Penari punya dua versi, yaitu versi cut dengan rating 13+ dan versi uncut dengan rating 17+ atau untuk dewasa.

Di sini saya tidak akan membandingkan hal itu karena di tempat saya nonton hanya menyediakan versi uncut saja. Tapi saya akan memberikan sedikit gambaran ada hal-hal apa saja di versi uncut ini.

Di versi uncut terdapat adegan cewek-cowok berendam bersama, adegan ciuman, dan ada suara desah. Saya nggak tau apakah di versi cut suara-suara desah itu ada juga atau enggak, tapi tiga hal itu perlu jadi perhatian jika ada orang dewasa yang tetap ngotot ngajak saudara/anak/adik yang masih di bawah usia 17 tahun untuk nonton versi uncut.

Jadi, karena sudah ada dua versi, pilihlah versi dengan bijak, walaupun ada sebagian orang menganggap bahwa versi uncut itu biasaaa aja. Tapi, hei... kita lagi ngomongin konten di Indonesia. Buat yang sering nonton film barat mungkin biasa, tapi tentu antara budaya Indonesia dan Barat punya batasan masing-masing.

*

Overall, yah film ini oke aja buat ditonton. Nilai 7/10🌟. Nah, segitu dulu review KKN di Desa Penari dari saya. Mohon maaf kalau ada kekurangan dan kamu juga boleh banget tulis pengalaman atau pendapat kamu di kolom komentar.

Terima kasih sudah membaca 😁

Post a Comment

2 Comments

  1. Toss, saya juga bukan penggemar film horror bahkan buku horror, ehehehe. Entah kenapa kalau nonton film horror, adegan horrornya, sebutlah misalnya adegan kemunculan si hantu, selalu menempel lebih lama diingatan ketimbang adegan non horrornya. Saya jadi takut sendiri, wkwkwk. Sebenarnya penasaran banget sih sama detail film ini, tapi kayaknya butuh tekad yang kuat supaya saya berani nonton deh, huhu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama banget kak. Pas pertama kali baca threadnya juga jadi susah tidur dan ga berani matiin lampu. Soalnya kalo baca kan otomatis jadi ngebayangin dan itu imajinasiku tampak jelas. Jadinya takut sampe beberapa hari.

      Untung saya udh baca versi tulisannya, jadi sepanjang film kayak udah tau bakal ada adegan2 apa aja. Paling2 kaget sama soundnya aja XD

      Delete

Terima kasih atas kunjungannya dan sudah membaca. Jangan lupa meninggalkan komentar ya. Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan :)