[Book Review] To Kill a Kingdom by Alexandra Christo

Informasi Buku

Judul: To Kill a Kingdom
Penulis: Alexandra Christo
No. ISBN: 978-602-44-1132-9
Penerjemah: Angelic Zaizai
Editor: Dyah Agustine
Proofreader: M. Eka Mustamar
Desainer Sampul: Windu Tampan
Desainer isi & Layouter: Krisna Bayu S.A.
Penerbit: Mizan Fantasi
Tanggal Terbit: Desember 2019
Jumlah Halaman: 400 hlm.
Genre: YA, Fantasy
My Rated: 4/5🌟

Blurb

Bukankah setiap putri layak mendapatkan seorang pangeran?

Masalahnya, Putri Lira menginginkan banyak pangeran… untuk diambil jantungnya. Sebagai siren, Lira yakin bahwa semakin banyak jantung manusia yang dikumpulkan, dia akan semakin kuat. Lira harus membuktikan dirinya pantas mewarisi takhta ibunya, sang Ratu Laut yang kejam dan tak kenal ampun. Sial bagi Lira, target berikutnya adalah Pangeran Elian yang terkenal sebagai kapten kapal bajak laut pemburu siren. Bagaimana cara dia mendekati pangeran yang satu ini?

Elian yakin bahwa sebelum Ratu Laut dibunuh dan seluruh siren musnah, bangsa manusia akan terus dicekam ketakutan. Ketika berlayar dalam misi terbarunya, Elian menyelamatkan seorang gadis yang terapung di tengah lautan. Gadis itu mengaku punya informasi penting terkait senjata untuk mengalahkan Ratu Laut. Bisakah Elian mempercayainya, atau perdamaian dunia hanya sekadar mimpi?

Review

To Kill a Kingdom menyajikan retelling Little Mermaid versi suram yang lebih ke arah brutal alih-alih kisah manis nan menggemaskan.

Berkisah tentang Putri Lira yang mendapat julukan Kutukan Pangeran karena setiap tahunnya selalu membunuh pangeran untuk dikoleksi jantungnya. Demi membuktikan bahwa Lira pantas menyandang gelar Ratu Laut berikutnya, Ibunya yang tak kenal ampun menyuruhnya untuk memburu jantung Pangeran Elian.

Sayangnya, Pangeran Elian dari Kerajaan Midas punya hobi memburu siren dan targetnya adalah membunuh Ratu Laut.

Apa yang akan terjadi jika Lira & Elian berjumpa? 😏

Oke, saya suka ide ceritanya.

Bukan kisah Pangeran dan Putri yang tiba-tiba jatuh hati pada pandangan pertama. Malah duo tokoh utama ini hobi sekali ancem-anceman. Interaksi Lira dan Elian yang kelewat sinis bikin pembaca penasaran akan apa yang akan terjadi pada mereka berdua.

Suka deh sama karakteristik mereka.

Walaupun hanya 400 halaman, pembangunan karakter Lira dan Elian nggak terlalu dipaksakan. Relasi mereka juga enak diikuti.

Buat yang mengharap banyak adegan romance antara Lira dan Elian, plis jangan! Karena keromantisan mereka di sini minim sekali. Romancenya nggak menye-menye pokoknya.

Selain itu, saya juga suka karakter Kye dan Madrid. Keloyalan mereka terhadap Pangeran Elian patut diacungi jempol. Mereka juga pasangan yang bikin saya senyum-senyum sewaktu membaca novel ini 😍

Untuk alur, awalnya terkesan biasa saja. Plot agak datar di awal. Nggak ada sesuatu yang WAH. Namun buku ini enak diikuti. Page turner gitu. Saya menikmati tiap lembarnya. Namun, tetap saja diterpa hal tak terduga.

Terjemahannya oke dan mudah diikuti, tapi entah dari penulis atau penerjemahnya, ada beberapa lelucon yang kurang bisa saya pahami. Bahkan sampe baca berulang kali dan mikir, "Ini maksudnya apa, sih?"

Atau mungkin saya sendiri yang tidak bisa mencerna humornya?

Saya masih menemukan typo huhu, tapi nggak banyak kok. Di halaman 86 Raja Pagos disebut Kazuo, tiba-tiba di belakang namanya Kazue. Sempat mikir mana nama yang benar? Tapi karena di belakang konsisten menggunakan nama Kazue, maka nama raja Pagos adalah Kazue.

Sisanya typo nyelip yang masih bisa dipahami. Btw, agak aneh juga menjumpai nama-nama jepang di novel fantasi yang punya world building sendiri 😅

Dan... pertarungan di akhir cukup menegangkan lho. Seru dan greget juga. Pembaca sampai dihadapi rasa waswas akan pilihan apa yang dipilih Elian dan Lira.

Novel ini juga stand alone lho. Salah satu faktor yang bikin saya suka To Kill a Kingdom adalah tidak perlu nunggu buku ke 2, 3, dan seterusnya, alias ceritanya langsung tamat!

Dengan 400 halaman, To Kill a Kingdom berhasil ngasih ending yang memuaskan. Pas banget pokoknya!

Sekian review buku kali ini. Terima kasih sudah membaca 😊

To Kill a Kingdom juga salah satu buku yang saya baca untuk memenuhi Tantangan Membaca bulan Januari yang diadakan oleh @komunitaspembacabuku dengan tema Genre Novel Fantasi.



Post a Comment

4 Comments

  1. Hai Mitha...

    Duh aku selalu suka sama cover buku-buku genre fantasi, gradasi warrnanya cantik. Tapi aku masih sulit membaca buku fantasi, entah kenapa, 😅

    Btw ceritanya ngingetin aku sama salah satu webtoon lokal, walau beda dari segi cerita hehe. Dan mitt 400 halaman itu menurutku udah tebel lho tapi kamu bilang hanya” , ini menandakan klo kamu sering baca buku diatas 300halaman, bener gak? Wkwkwk

    Anyway review nya bagus, aku agak penasaran sih, rasanya langsung pengin tau endingnya nya kayak gimana :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm... mungkin harus mulai dari genre fantasi yang mudah dulu kak 😁 misal, kayak serialnya Percy Jackson. Walo fantasinya melibatkan mitologi yunani, tapi settingnya masih dunia modern. Jadi ga susah bayanginnya. Kalo langsung baca fantasi kayak novelnya Sarah J. Maas, mungkin agak berat karena world buildingnya bener2 yg dibangun sama penulisnya sendiri 😍

      Oh ya? Judul webtoonnya apa tuh kak? Jadi penasaran juga.

      Bener banget 😂 rata2 novel yg kubaca seringnya di atas 300. Jadi kalo masih sekitar 400 an hlmn masih cukup normal aja buatku 🤣

      Kalo penasaran, boleh coba baca kak 😍❤ terima kasih sudah berkunjung.

      Delete
  2. Wah sering lihat novel ini "berkeliaran" di feed medsos tapi tak pernah tertarik buat baca. Saya kira ini novel fantasi yang kental romance tapi ternyata tidak ya.

    Saya juga suka ide ceritanya dan jadi penasaran juga bagaimana endingnya.

    Jarang-jarang nemu novel fantasi yang stand alone ya, hihihi.

    Btw, saya juga suka ngerasa aneh kalau ada nama-nama khas seperti nama Jepang itu di novel yang punya world building sendiri XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Justru novel ini cocok nih kak buat yg cari bacaan romance tapi nggak menye-menye. Dan iyaaa... jarang bgt kan nemu novel fantasi yg stand alone. Biasanya buku fantasi pasti series bisa sampai berbuku2 😂 contohnya aja Rick Riordan. Haduh, ngikutin seriesnya menguras dompet sekali 😂

      Nah, berarti bukan cuma aku aja yg merasa aneh sama nama Jepang. Tapi gimana ya? Novel fantasi itu punya world buildingnya sendiri dan ciri khusus, rasanya aneh kalo ada nama jejepangan wkwk XD

      Btw, thanks kak sudah mampir ☺

      Delete

Terima kasih atas kunjungannya. Jangan lupa meninggalkan komentar setelah membaca. Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan :)