Informasi Buku
Judul: A Piece of The MoonPenulis: Ha Hyun
No. ISBN: 978-602-52972-7-4
Penerjemah: Hyacinta Louisa
Penyunting: Francisca Ratna
Penyelaras Aksara: Titish A.K. & Annisa Fajr
Penata Sampul dan Isi: Iman Dayasya
Penerbit: Haru
Tanggal Terbit: Cetakan pertama, Februari 2019
Jumlah Halaman: 194 hal.
Kategori: Prosa
Beberapa di antaranya sudah ada yang mengumumkan pemenang. Bagi kamu yang belum berkesempatan menang, silakan coba lagi di blog ini. Siapa tau kamu beruntung.
Tanggal Terbit: Cetakan pertama, Februari 2019
Jumlah Halaman: 194 hal.
Kategori: Prosa
Sinopsis
Aku ingin meneliti kata 'cinta' bersamamu. Apa yang membuat cinta menjadi cinta? Berapa besar hati yang bisa dirangkul oleh kata pendek itu? Bagaimana bentuk gelombang suara kita ketika kita mengucapkan kata 'cinta'? Aku harap, kau adalah orang yang bisa kupanggil dengan sebutan 'cinta'. Aku ingin menjadi kesimpulan dalam kisah cintamu. Aku ingin mengisi halaman terakhir dan menjadi penutup bagi kisah cintamu.
Buku ini adalah catatan harian milik Ha Hyun tentang cinta, kepolosan dan berbagai perasaan yang kamu pasti juga pernah merasakannya.
Review
Pengakuan cintaku padamu bukanlah 'aku cinta padamu', tetapi 'aku ingin meneliti cinta bersamamu'.
Sejujurnya, A Piece of the Moon adalah buku K-Iyagi pertama yang saya baca. Jadi, terima kasih banyak kepada Penerbit Haru yang telah memberikan saya kesempatan untuk menjadi host Blogtour kali ini.
Seperti blurb yang terdapat di cover belakang buku, A Piece of the Moon adalah buku yang di dalamnya berisi kumpulan prosa. Sebuah catatan harian penulisnya tentang berbagai macam perasaan yang pasti pernah kita rasakan dalam hidup. Padahal, awalnya saya kira A Piece of the Moon adalah sebuah novel 🙈 Jadi, saya sedikit khawatir apakah bisa memahaminya atau tidak. Dan ternyata... Tidak sesulit yang saya bayangkan.
Aku harap kau menggenggam tanganku dalam diam. Agar aku bisa menemukan harapan, tanpa harus mendengar kata-kata penuh harapan.
Hal pertama yang menarik perhatian adalah covernya yang indah ❤️ saya sempat bertanya-tanya, "Mengapa judulnya sepotong bulan? Mengapa captionnya 'catatan untuk hal-hal berharga yang tak lagi utuh'?". Covernya saja sudah membuat saya penasaran. Dan pertanyaan itu terjawab ketika membaca isinya. Bahwa kehidupan kita sebagai manusia itu nggak ada yang sempurna.
Membaca A Piece of the Moon seperti membaca diary tentang kehidupan yang "GUE BANGEEET". Topiknya sendiri berbagai macam: mulai dari konflik batin diri sendiri, masalah keluarga, teman, dan cinta. Saya yakin buku ini akan menuliskan beberapa isi hatimu.
Kemudian di tiap judulnya, penulis sering kali mengawalinya dengan analogi yang unik. Pesannya pun tersampaikan baik tersirat ataupun tersurat. Yang pasti, memang ada beberapa judul yang terasa puitis dan sulit dipahami, tapi entah mengapa saya merasakan tulisannya ngena di hati. Jadi, terima kasih juga untuk penerjemahannya yang baik 😊
Membaca A Piece of the Moon juga tidak bisa dalam sekali duduk. Buku ini enaknya dinikmati pelan-pelan. Karena ukuran bukunya tidak terlalu tebal, buku ini cocok jadi bacaan saat kamu keluar rumah. Bisa dibaca saat senggang di sekolah, kantor atau kampus. Kan lumayan tuh, daripada waktunya sia-sia untuk stalking mantan terus /eh.
Saya juga menemukan typo di buku ini. Ada kata yang diulang penulisannya di halaman 36 dan 41. Tapi tidak mengganggu, kok. Karena seperti judul A Piece of the Moon: manusia tidak bisa sepenuhnya sempurna 😉
Kuberikan 4.2⭐ untuk A Piece of the Moon yang telah mewakili isi hatiku.
Oh iya, saya juga sempat bertanya-tanya mengapa harga buku yang tebalnya hanya hampir 200 halaman ini nyaris 100k? Semua itu terjawab ketika sudah memegang bukunya. Jadi, kualitas kertas buku ini bagus banget. Selain putih dan halus, kertasnya juga tebal. Ditambah di dalamnya juga terdapat ilustrasi berwarna yang cantik ❤️
Quote yang paling saya suka:
Mengapa mereka tidak tahu bahwa menusuk seseorang bukan hanya bisa dilakukan dengan pisau saja. Terkadang, sebaris kalimat dapat menjadi lebih tajam daripada sebuah pisau.
***
Sudah membaca review di atas, kan? Sekarang, waktunya giveaway!!!
Sebelumnya, kamu sudah membaca review lainnya di blog kakak-kakak kece di bawah ini belum?
Cara ikutan GA nya gampang banget!
1. Like/Follow fanpage, twitter, dan IG Penerbit Haru
2. Follow blog ini
3. Follow instagram @mithazasung
3. Follow instagram @mithazasung
4. Screenshot postingan blog ini dan share lewat story instagram kamu dan jangan lupa mention @mithazasung dan @penerbitharu
5. Tulis di kolom komentar:
Nama:
Akun ig:
Jawab pertanyaan: Menurut kamu, menulis buku diary itu penting nggak? Kenapa? dan Apa kamu masih nulis diary?
6. Ditunggu sampai tanggal 10 Mei 2019
Satu orang beruntung akan mendapatkan Notes Day by Day dan Keychain Random dari Penerbit Haru.
7 Comments
Nindita
ReplyDeleteIg:@sakeniaa
Perlu sih. Soalnya lucu aja pas baca baca lagi. Tapi udah jarang nulis sih soalnya sering lupa dan ga ada waktu
Azizi AR
ReplyDeleteIg: @ongak44
..
Menurut aku sih penting karena bisa mengembalikan ingatan kita tetang apa yang pernah terjadi membantu kita ingat momen-momen seru milik kita..bisa jadi teman bacaan saat bisan..dan bisa kita jadikan motivasi sebagai inspirasi..aku sih masih nulis diary ya tapi nggak sering sering amat yang aku tulis paling cuman kayak momen momen tertentu aja
Nama: Hilal
ReplyDeleteAkun ig: @bacem07
Jawab pertanyaan: Menurut kamu, menulis buku diary itu penting nggak? Kenapa? dan Apa kamu masih nulis diary?
Jawaban:
Sangat sangat penting kak!!! Karena menulis adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari hidup saya kak :') Yang pertama saya kurang bisa berbicara dengan orang lain kak :'( makanya kalau
mau curhat ya di buku diary kak :') Dan juga menulis di buku diary itu sebagai terapi buat diri sendiri, jujur kak saya itu anaknya gaje, kadang suka ngedrop gitu, dan yaa terapi saya melalui menulis di diary, Alhamdulillah mulai membaik kak 💕 Dan juga jujur saya belum punya teman yang benar-benar teman, dan yaa teman yang paling setia menurut saya adalah buku diary 💕 Dan sampai sekarang saya masih menulis di buku diary, kalau gak di buku yaa di note hp kak x'D
Maaf kak kepanjangan dan jadi curhat x'D Terima kasih kak! XD
Buat pribadi aku si penting kak, karena lewat diary aku bisa ngungkapin semuanyaaaa...😅
ReplyDeleteHampir tiap hari sebelum tidur aku selalu sempetin buat nulis, walupun cuma beberapa kata, kadang berupa quotes atau puisi 😅
Nulis diary juga bisa ngelatih orang kaya aku ini yg pengen banget jadi penulis 😄
Nama : Yulianti Sekar Wangi
Ig : yulianti_sw
Nama: Linda
ReplyDeleteIg: linda_she
__
Menurut aku pribadi, menulis diary itu penting. Memang awalnya aku berpikir "untuk apa menulis diary kalau hanya ada kenangan yang tak perlu di ingat?" Namun akhirnya aku sadar. Dengan menulis diary ini, aku berharap aku bisa mengubah diriku menjadi lebih baik lagi. Dan setidaknya, suatu hari nanti, aku tau kalau aku pernah suka sama dia dalam diam, pernah mengusili teman, pernah membangkang orang tua,pernah dikhianati teman dan lain-lainnya.
____
Masih. Sampai saat ini.
Nama: Sandra Febry Adriani
ReplyDeleteAkun ig:gingersfairy
Jawab pertanyaan: Menurut kamu, menulis buku diary itu penting nggak? Kenapa? dan Apa kamu masih nulis diary?
Bagi aku menulis diary itu ga terlalu penting karena aku bukan tipe orang yang suka menulis hal-hal berisi curhatan hatiku kepada diary. Itu karena sifat ku yang terlalu malas untuk menulis diary. Karena untukkku, moment paling tepat menulis diary itu adalah tepat saat kamu merasakan perasaan yg ingin dituangkan dalam diary. Aku paling benci menulis diary apabila perasaan aku udah mendingin. Karena aku tidak suka mengingat kembali perasaan itu. Aku adalah tipe orang yang berpuas diri ketika merasa sedih, jengkel, marah, atau ingin mengutuk, hanya menjelang beberapa saat perasaan itu timbul. Lalu aku kemudian hanya akan memaafkan dan melupakan. Jadi menulis diari itu hanya mengorek luka yang telang mengopeng. Sangat tidak asyik!
Dibandingkan diary aku lebih suka menulis cerita fiksi, apapun bisa aku tuangkan. Tidak perlu takut orang segera menotice kalau itu aku, kan? Hehehehhehe
Nama : Abdurrahmansyah
ReplyDeleteIg : abrasy_
Menurutku menulis diary itu cukup penting. Kadang-kadang kita berada di posisi di mana kita merasa sangat tidak berdaya dan tidak ingin menceritakan semua tekanan yang ada di dalam diri kita. Maka, menulis diary adalah tempat yang paling tepat untuk mencurahkan segala sesuatu yang tidak mau kita bagi kepada siapapun. Menulis diary menjadi tempat untuk kita membebaskan pikiran-pikiran yang sebelumnya bergelayut memenuhi kepala. Aku tidak rutin sih nulis diary, tapi di beberapa kesempatan ketika aku butuh untuk bercerita namun tidak kepada satu manusia pun, aku tidak akan putus asa sebab masih ada diary yang menanti untuk ditulisi.
Terima kasih atas kunjungannya ^^ Jangan lupa meninggalkan komentar setelah membaca, ya. Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan :)