Kata Siapa Mahasiswa/i Kelas Malam Kuliahnya Gampang?

Foto senja yang diambil sewaktu di kelas

Tulisan ini mungkin hanya akan dipahami oleh mahasiswa/i pejuang kerja sambil kuliah.

Alasan menulis postingan kali ini disebabkan karena ada beberapa orang yang menganggap mahasiswa/i kuliah malam itu kuliahnya gampang.

Saya bertanya-tanya, "Kenapa, ya?"

Kenapa mereka menganggap mahasiswa/i kelas malam kuliahnya gampang?

"Kan anak kelas malam bayarnya lebih mahal. Jadi pasti dosennya baik-baik ngasih nilai. Belajar dan tugasnya nggak susah."

Rasanya saya mau ambil toa, lalu teriak: "SIAPAAAA BILAAAANG?!" di samping telinga orang yang ngomong kayak gini.

Saya inget banget, waktu semester 1 punya dosen Ekonomi Mikro yang pelit nilai, malah kalau ngasih penjelasan pakai bahasa alien pula (baca: saya saya nggak paham sama penjelasan beliau). Ujiannya juga susah bukan main. Tugas mingguannya juga sangat merepotkan. Sampai-sampai saya mikir, ini dosen manusia apa bukan, sih? Kok bisa setega ini ngasih tugas tiap minggu?

Yang lebih parah lagi malah dosen Akuntansi. Yah, namanya juga belajar di program studi Akuntansi. Di mana belajarnya banyak hitungan. Tidak heran kalau dosennya juga pada perhitungan. Waktu kuis atau ujian kita kurang sedikiiit aja penjelasan, auto-minus deh nilainya.

Nah, punya dosen model kayak gini aja sudah bisa dibilang tidak mudah, Gaes. Apakah kamu masih mau bilang anak kuliah malam itu gampang? Ini saya cuma ngasih dua contoh dosen lho. Kalau mau dijabarin satu-satu, jari saya nanti keriting.

Sebenarnya kita kuliahnya sama, kok. Antara anak kuliah pagi sama yang malam. Nggak ada perbandingan. Malah kita bayarannya lebih tinggi. Kenapa? Karena ada dosen yang ngajar dari pagi sampai malam. Belum lagi, di malam hari semua fasilitas seperti lampu dinyalakan. Kalau enggak, ya kita belajarnya nggak keliatan gaes. Soalnya langit di luar sana sudah gelap.

Jadi, bayar mahal bukan berarti dosennya pada baik-baik ngasih nilai bagus. Bukan juga karena materi dikasih mudah. Apalagi ujiannya dikasih gampang. Enggak. Sama aja.

Bahkan saya pernah hampir nangis di ujian Ekonomi Makro karena sama sekali nggak paham gimana cara jawabnya.

Kalau kita dapat nilai D, kita juga harus ikut kelas perbaikan atau mengulang mata kuliahnya. Sama juga kayak anak-anak kelas pagi, bukan?

Bahkan semenjak saya di semester 1, ada lho beberapa kakak kelas yang mengulang mata kuliah. Hal ini menandakan bahwa kita juga bisa gagal dalam ujian. Nah, terbukti kan? Bahwa anak kuliah malam pun juga perasakan hal sulit, layaknya mahasiswa/i pada umumnya.

Nggak ada tuh ceritanya anak kuliah malam bayar mahal dan nggak pernah ngulang atau nilainya bagus-bagus semua. Itu hoax.

Malah sebagai mahasiswi kelas malam saya merasakan beberapa kekurangan dalam menjalani perkuliahan. Padahal saya  bayarannya lebih mahal dari mahasiwa/i kelas pagi.

Apa contohnya?

Perpustakaan.

Percayalah, sudah 2 tahun lebih saya kuliah, saya baru sekali masuk perpustakaan. Itu pun pas mau pinjam buku cuma dikasih waktu 15 menit karena perpusnya mau tutup.

Apa lagi contohnya? 

Nggak pernah bisa ikut Kuliah Umum atau Seminar gratis. Kenapa? Ya, karena waktunya selalu pagi atau siang. Sedangkan pagi dan siang posisi saya di tempat kerja. Siapa pula yang mau ngadain Kuliah Umum atau Seminar di malam hari?

"Tapi kan ada yang hari sabtu."

Sorry banget, saya kerja senin sampai sabtu. Jadi, sabtu juga nggak bisa.

Intinya, baik kuliah pagi atau kuliah malam itu sama saja belajarnya. Bedanya, kami yang kuliah malam harus lebih ekstra tenaga dan pintar mengatur waktu.

Pokoknya, jangan lagi deh bilang mahasiswa/i kelas malam itu kuliahnya enak. Engggak, Gaes. Jangan menyimpulkan hal itu kalau kamu tidak merasakan posisi kami. Minimal kamu tanyalah ke temanmu yang kuliahnya malam. Tanya gimana rasanya? Enak apa enggak? Apa kendalanya? Gimana dosennya?

Yah, mungkin itu saja.

Buat pejuang kerja sambil kuliah, tetap semangat ya! 😁 Bagi yang mau ikut berceloteh silakan tulis aja di kolom komentar.