[Book Review] Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat by Mark Manson

Informasi Buku

Judul: Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Penulis: Mark Manson
No. ISBN: 978-602-05-2854-0
Penerjemah: F. Wicakso
Penyunting: Adinto F. Susanto
Penerbit: Grasindo
Tanggal Terbit: Cetakan 3, Agustus 2022
Jumlah Halaman: 256 hlm.
Kategori: Self Improvement
My Rated: 4.5/5🌟

Blurb

Selama beberapa tahun belakangan, Mark Manson—melalui blognya yang sangat populer—telah membantu mengoreksi harapan-harapan delusional kita, baik mengenai diri kita sendiri maupun dunia. Ia kini menuangkan buah pikirnya yang keren itu di dalam buku hebat ini.

“Dalam hidup ini, kita hanya punya kepedulian dalam jumlah yang terbatas. Makanya, Anda harus bijaksana dalam menentukan kepedulian Anda.” Manson menciptakan momen perbincangan yang serius dan mendalam, dibungkus dengan cerita-cerita yang menghibur dan “kekinian”, serta humor yang cerdas.

Buku ini merupakan tamparan di wajah yang menyegarkan untuk kita semua, supaya kita bisa mulai menjalani kehidupan yang lebih memuaskan, dan apa adanya.

Review

Sebenarnya saya punya buku ini sudah sejak lama! Tapi karena masih baru belajar membaca buku-buku non-fiksi, kecepatan saya membaca bukunya seperti siput XD

Hal yang menarik perhatian saya untuk baca buku ini bukan cuma karena laris di dunia, tapi karena dari judulnya saja sudah eye catching. Juga karena realita hidup di zaman sekarang sudah pasti menuntut kita banyak berpikir. Bahkan sampai menimbulkan overthinking.

Auto penasaranlah saya.

Kalau kamu mengira buku ini berisi sebuah tutorial untuk menjadi cuek dan tidak peduli, kamu salah. Bukan, buku ini bukan mengajarkan kamu untuk tidak peduli dan bodo amatan terhadap apapun. Justru seperti kata penulisnya, jika kamu mau bodo amat terhadap sesuatu, kamu juga harus punya sesuatu yang lebih penting untuk dipedulikan.

Jadi, alih-alih mengajarkan untuk cuek dan bodo amatan, buku ini justru berhasil membuka pikiran saya untuk memilah apa-apa saja yang sebaiknya lebih dipedulikan dan apa yang sebaiknya tidak perlu kita permasalahkan.

Sebelum masuk ke topik memilih-milih masalah yang sebaiknya kita pikirkan, penulis membuka buku ini dengan realita kita di zaman sekarang.

Realita bahwa hidup banyak masalah, harapan kita tidak sesuai ekspetasi, macam-macam kegagalan, dan lain-lain. Yang pasti pembahasan ini menuntut kita agar kita bisa menerima masalah. Karena nyatanya tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah.

Pada intinya, hidup hanyalah rentetan masalah yang tidak ada ujungnya. Solusi terhadap satu masalah hanya akan menciptakan masalah lain. Jangan mengharapkan suatu kehidupan yang bebas dari masalah. Tidak ada hal seperti itu. Sebaliknya, berharaplah akan hidup yang penuh dengan masalah-masalah yang baik.

Setelah itu, barulah penulis mulai seperti... menghipnotis dengan membuka pikiran dan menyadarkan saya bahwa ternyata selama ini saya sering overthinking karena terlalu memedulikan hal yang sebenarnya nggak penting.

Penjelasannya disampaikan dengan cerita dan pengalaman penulisnya sendiri, sehingga lebih mudah dipahami. Dan yang pasti dengan cerita-cerita itu membuat pembaca nggak mudah bosan.

Walau yah... kecepatan membaca saya tetap lama, haha! Ingin meresapi gitu ceritanya /eaa.

Masalah mungkin tidak dapat dielakkan, namun makna dari setiap masalah bisa dikelola."

Hal yang paling saya suka dari buku ini adalah pada bagian nilai dan ukuran yang kita pilih dalam menjalani hidup. Karena setelah dipikir-pikir, dua hal ini sangat penting. Nilai dan ukuran yang kita pilih akan menentukan kebahagiaan atau keberhasilan kita.

Hmm... sebagai contoh aja.

Jika saya menilai kesuksesan blog ini dengan ukuran bisa dapat uang seperti Mark Manson, berarti saya telah gagal menjadi seorang penulis blog. Lalu, hari-hari saya akan penuh kegalauan karena merasa telah gagal.

Namun nyatanya, itu bukan nilai dan ukuran yang saya pilih.

Nilai yang saya pilih dalam menentukan kesuksesan blog ini adalah dengan ukuran bermanfaat atau tidaknya blog yang saya tulis kepada pembaca. Jika ada orang nyasar mambaca tulisan saya dan mereka merasa tulisan saya bermanfaat, terhibur, atau mungkin perasaan mereka terwakilkan dengan isi tulisan di blog ini, maka saya akan menganggapnya bahwa blog ini alhamdulillah memberikan manfaat ^^

Selain itu, buku ini bukan tipe buku yang apa-apa selalu 'ambil positifnya' terus-menerus, tapi lebih ke penerimaan berbagai masalah yang dihadapi.

Masalah itu selaras dengan hal-hal negatif. Di sini Mark Manson mencoba membuka pikiran kita, untuk menerima masalah itu (menerima hal negatif itu) agar menjadi sesuatu yang dapat mendorong dan memotivasi kita menjadi lebih baik.

Terus menerus bersikap positif justru merupakan salah satu bentuk pengelakan terhadap masalah, dan bukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya... aneka kegagalan membuat kita merasa buruk. Dan itu tidak apa-apa. Emosi negatif adalah satu komponen kesehatan emosional yang harus ada. Menyangkal emosi negatif tersebut, sama dengan mengekalkan masalah, bukannya menyelesaikan.

Karena banyak hal yang relatable dalam buku ini dan lumayan membuat saya open minded, saya berikan rating 4.5/5🌟. Kalau kamu sering banget overthinking, saya rekomendasikan untuk baca buku ini pelan-pelan dan resapi isinya. Siapa tau bisa lumayan tercerahkan seperti saya hehe.

Sebenarnya banyak banget quote yang mau ditulis, tapi nanti bakal kepanjangan. Dan memang baiknya biar kamu baca sendiri hehe 😆

Oke, itu saja review dari saya. Terima kasih sudah membaca ^^

Post a Comment

0 Comments